Apakah Virus Corona Covid-19 dapat mati? Kapan Matinya? Tulisan ini ditujukan untuk sedikit membahas hasil penelitian mengenai kematian Covid-19 yang bersumber pada New England Journal of Medicine (NEJM) dan dibuatkan grafiknya oleh Al Jazeera English. Selain itu juga bertujuan untuk membantu dalam edukasi masyarakat dalam pencegahan penyebaran wabah Covid-19.
Replikasi dan Penyebaran Covid-19
Dalam beberapa video di Youtube, Covid-19 dapat membajak kemampuan sel inang dalam mereplikasi diri. Dia mampu mereplika dirinya sebanyak yang mampu dibuat oleh sel inangnya. Setelah sel inangnya mati, dia akan menyebar kepada sel-sel lain yang masih sehat. Sel inangnya adalah sel tubuh manusia pada bagian rongga pernapasan dan paru-paru. Selama berada di tubuh penderita, Covid-19 dapat bertahan hidup dan mereplikasi diri.
Kemampuannya mereplika dalam jumlah banyak memungkinkan penyebaran kepada tubuh lain selain penderita dalam 2 cara : droplet (tetesan) dan physical contact. Seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya, droplet dapat dihasilkan dari batuk atau bersin. Sementara physical contact dapat melalui jabat tangan, menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus Covid-19, dll. Apabila Covid-19 menyebar kepada manusia lainnya, maka jumlahnya akan semakin banyak. Oleh karena itulah sangat penting untuk memerangi covid-19 ini agar tidak semakin menyebar dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dari WHO dan Pemerintah setempat.
Dalam video berikut ini, dapat dilihat bahwa kemungkinan penyebaran melalui droplet karena bersin atau batuk berkisar 1 – 2 meter dan bahkan dalam kondisi tertentu memungkinkan untuk menyebar sampai 8 meter. Sangat penting bagi kita untuk menjaga diri dengan menggunakan masker.
Semakin luas penyebaran maka semakin banyak dia mereplikasi dirinya. Akibatnya akan semakin sulit untuk menghentikannya. Namun ternyata Covid-19 tidak hidup selamanya. Dia dapat mati dalam jangka waktu tertentu jika tidak mendapatkan kondisi yang bagus (yang menunjang hidupnya). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai waktu hidup covid-19 pada beberapa permukaan benda.
Waktu Hidup Covid-19

Gambar di atas menjelaskan bahwa virus Covid-19 dapat bertahan hidup hingga 3 jam bila berada di udara, 4 jam di permukaan tembaga, 24 jam di permukaan card board (seperti kayu/kertas), 3 hari di permukaan plastik dan juga 3 hari di permukaan baja (misalnya sendok/garpu). Itulah waktu kematian Covid-19 dalam kondisi lab. Mungkin dalam kondisi luar yang tidak mendukung kehidupan Covid-19 akan bisa mematikannya lebih cepat.
Penjelasan yang lengkap mengenai waktu hidup covid-19 dapat dilihat pada bagian tengah video berikut ini.
Bagaimana Covid-19 Mati?
Covid-19 memiliki permukaan yang mengandung lemak, sehingga dapat terikat oleh sabun. Oleh karena itu penting bagi kita untuk sering-sering mencuci tangan. Setelah Covid-19 terbawa oleh partikel sabun dan air, apa yang terjadi? Covid-19 akan mendapatkan lingkungan yang tidak mendukung kehidupannya sehingga cepat mati atau hancur.
Terhadap temperatur tinggi, Covid-19 tidak dapat tahan dan akan hancur. Oleh karena itu, masaklah dengan baik setiap produk makanan, terutama produk makanan dari olahan daging binatang.
Desinfektan dipercaya dapat membunuh virus yang menempel pada permukaan. Ada yg mengaplikasikan pemakaian desinfektan dalam bentuk penyemprotan jalan, halaman rumah, furniture dalam rumah dan lain-lain. Bahkan ada yg menyediakan bilik penyemprotan desinfektan bagi pendatang dari luar kota.
Hand Sanitizer pun dipercaya dapat membunuh virus. Aplikasinya meningkat drastis ketika informasi wabah Covid-19 mulai tersebar. Semoga dengan alkohol 70% atau lebih dapat membunuh dan menghancurkan virus Covid-19.
Penulis belum memperoleh informasi mengenai kemungkinan virus ini akan kalah/rusak oleh suatu zat kimia tertentu, apakah dalam bentuk asap, aroma therapi, jamu, dan lain-lainnya. Para peneliti di berbagai negara di seluruh dunia mungkin sedang berlomba-lomba untuk membuat obat atau vaksin untuk mengalahkan Covid-19 ini. Semoga dalam waktu dekat akan kita peroleh kabar baik mengenai hal ini.
Penolakan Terhadap Penanganan Mayat Korban Covid-19 di Dekat Pemukiman Warga
Dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19, beberapa negara melakukan kremasi (membakar) mayat korban. Mungkin agama tertentu melarang melakukan pembakaran mayat. Penanganan mayat tergantung pada agama dan keyakinannya masing-masing. Berikut ini contoh video yang memberikan informasinya :
Di Indonesia, penanganan mayat korban Covid-19 dilakukan dengan menguburnya. Apakah hal ini aman? Logikanya adalah bila Covid-19 terkubur di tempat yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya, maka dia akan mati dengan sendirinya. Berapa lamakah? Kalau dijawab lagi dengan logika yang menggunakan informasi waktu hidup Covid-19 sebelumnya, maka jawabannya adalah setelah sel inangnya hancur. Sel inang adalah sel tubuh manusia yang terdapat di bagian rongga pernapasan dan paru-paru. Namun ini baru logika dan belum didukung dengan fakta atau data penelitian atau pembuktian. Semoga para ahli di bidang kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan dapat melakukan penelitian tersebut.
Rencana penanganan mayat korban Covid-19 tidak selalu mulus, ada sebagian warga negara yang mungkin menolak penanganannya seperti pada video-video berikut :
Begitu juga di Indonesia ada penolakan penguburan mayat korban Covid-19 di lokasi kuburan yang dekat dengan perumahan warga. Warga menolak karena khawatir tertular Virus Covid-19. Di bawah adalah contoh informasi videonya :
Begitulah kondisinya, kekhawatiran warga menjadi kekuatan untuk penolakan. Itu merupakan hak warga yang mungkin dapat saja berubah setelah memperoleh sosialisasi / penjelasan bagaimana prosedur yang tepat dan sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional yang dibuat oleh WHO. Atau mungkin Pemerintah perlu mengalokasikan dana untuk menyediakan lokasi penguburuan yang jauh dari pemukiman warga.
Kesimpulan
Virus Corona Covid-19 bukan makhluk yang kekal. Dia bisa mati atau hancur bila kondisi lingkungan yang menunjang kehidupannya tidak ada. Dia bisa mati dalam jangka waktu tertentu bila berada pada permukaan benda-benda tertentu seperti hasil penelitian yang terdapat dalam New England Journal of Medicine (NEJM).
Demikianlah ulasan sederhana mengenai Kematian Covid-19. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu para pembaca. Ayo kita perangi Covid-19! CMIIW.
Salam,
Candra Taufik, S.T., MAB., MOS.